Kamis, 17 Januari 2013

Sistem Osmoregulasi

            BAB I
SISTEM OSMOREGULASI


A.       Pengertian Osmoregulasi

Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan antara jumlah air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan. Mengapa hewan harus melakukan osmoregulasi? Alasan utamanya ialah karena perubahan keseimbangan jumlah air dan zat terlarut di dalam tubuh memungkinkan terjadinya perubahan arah aliran air/zat terlarut menuju ke arah yang tidak diharapkan. Proses inti dalam osmoregulasi yaitu osmosis. Osmosis adalah pergerakan air dari cairan yang mempunyai kandungan air lebih tinggi (yang lebih encer) menuju ke cairan yang mempunyai kandungan air yang lebih rendah (yang lebih pekat).
Osmoregulasi dapat juga didefinisikan sebagai proses homeostasis untuk menjaga agar cairan tubuh selalu berada dalam keadaan stabil atau steady state. Masalah osmoregulasi antara lain sebagai berikut:
1.      Setiap individu hewan membutuhkan konsentrasi garam yang berbeda dengan lingkungannya.
2.      Hewan harus mempunyai konsentrasi air yang sama (partikel konsentrasi terlarut total) terhadap lingkungannya, yang berarti membutuhkan sejumlah besar energy untuk membuang air dari tubuhnya.
3.      Hewan perlu untuk membuang sejumlah sisa hasil metabolisme yang larut dalam air seperti ammonia, kreatinin, dan pigmen darah.

Berdasarkan kemapuannya menjaga tekanan osmotik tubuh, dikenal adanya hewan osmoregulator dan osmokonformer.
1.        Osmokonformer
Osmokonformer merupakan hewan yang tidak mampu mempertahankan tekanan osmotik di dalam tubuhnya, oleh karena itu hewan harus melakukan berbagai adaptasi agar dapat bertahan di dalam tempat hidupnya. adaptasi dapat dilakukan sepanjang perubahan yang terjadi pada lingkungannya tidak terlalu besar dan masih ada dalam kisaran konsentrasi yang dapat diterimanya. Jika perubahan lingku ngan terlalu besar maka hewan yang melakukan osmokonfermer tidak dapat bertahan hidup di tempat tersebut.
2.         Osmoregulator
Osmoregulasi adalah organisme yang menjaga osmolaritasnya tanpa tergantung lingkungan sekitar. Oleh karena kemampuan meregulasi ini maka osmoregulator dapat hidup di lingkungan air tawar, daratan, serta lautan. Di lingkungan dengan konsentrasi cairan yang rendah, osmoregulator akan melepaskan cairan berlebihan dan sebaliknya.

B.       Peranan Osmoregulasi

Secara umum osmoregulasi berperan:
a.       Membuang sisa maupun hasil samping metabolisme dari dalam tubuh makhluk hidup untuk menjaga ketidakseimbangan reaksi-reaksi kimia dalam tubuh, kerjanya bersama-sama dengan sistem ekskresi.
b.      Mencegah terhadap gangguan fungsi enzim dalam proses metabolisme, dengan cara membuang zat-zat sisa atau hasil sampingan metabolisme yang bersifat racun,
c.       Mempertahankan kestabilan ratio ion-ion yang terlarut dalam cairan tubuh, terutama ion-ion: Na, K, Mg, Ca, Fe, H, Cl, I, POyang sangat vital untuk aktivitas metabolisme seperti kerja enzim, sintesa protein, produksi hormon, pigmen respirasi, permeabilitas otot, aktivitas listrik, dan kontraksi otot.
d.      Mengatur jumlah air yang terkandung dalam cairan tubuh, untuk menjaga volume cairan tubuh dan tekanan osmotik agar tetap dalam keadaan stabil, seperti diketahui bahwa tekanan osmotik tergantung baik pada jumlah zat terlarut maupun pelarutnya, dan
e.       Mengatur dan menjaga kestabilan pH cairan tubuh agar reaksi-reaksi dalam metabolisme dapat berjalan dengan baik.

C.      Mekanisme Osmoregulasi

Berdasarkan Mekanismenya osmoregulasi pada hewan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1.      Regulasi Hipertonik atau Hiperosmotik, yaitu pengaturan aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih tinggi dari konsentrasi lingkungan. Maka secara fisika untuk menjaga kestabilan lingkungan internalnya (cairan tubuh) hewan tersebut mempunyai kecendrungan untuk :
a.       Mengurangi masuknya air kedalam tubuh dengan meningkatkan impermeabilitas dinding tubuh atau dengan cara mengeluarkan kelebihan air yang ada dari dalam tubuh.
b.      Memasukkan garam-garam kedalam tubuhnya dengan cara makan dan minum untuk menjaga ksabilan zat-zat yang terlarut dalam cairan tubuhnya. Misalnya pada petadrom (Ikan air tawar)
2.      Regulasi Hipoosmotik
Pada hewan-hewan yang hidup dilaut pada umumnya dimana konsentrasi pelarut dalam tubuh hewan lebih tinggi dari pada lingkunganya, maka untuk menjaga kestabilan cairan tubuhnya hewan tersebut akan:
a.        Menghambat/mencegah keluarnya air dari dalam tubuh ke lingkungannya.
b.       Mencegah masuknya garam kedalam tubuh atau mengeluarkan kelebihan garam dari dalam tubuhnya.

D.    Sistem Osmoregulasi pada Hewan

Osmoregulasi pada Ikan
Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ketubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh yang semipermiable. Bila hal ini tidak dikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya garam-garam tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat menyokong fungsi-fungsi fisiologis secara normal. Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomerulus dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan kemasukan garam-garam. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ‘minum’air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubulus ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomerulus ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada ikan air tawar







BAB II
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA IKAN


sistem peredaran darah pada ikan

Sistem Peredaran Darah pada Ikan adalah Sistem transportasi pada hewan vertebrata adalah sistem peredaran darah tertutup, karena darah mengalir di dalam pembuluh darah dan kapiler darah. Pada kapiler darah terjadi pertukaran zat makanan maupun udara. Sistem peredaran darah tertutup dapat dibagi menjadi dua, yaitu peredaran darah tunggal dan peredaran darah ganda.
Sistem transportasi ikan merupakan peredaran darah tunggal, karena hanya satu kali melalui jantung dalam satu peredaran darah lengkap. Jantung ikan tersusun atas sebuah sinus venosus, atrium, ventrikel, dan sebuah konus arteriosus yang tersusun secara linier.
Gambar 1. System peredaran darah pada ikan
Darah kotor yang terkumpul dari seluruh badan ikan masuk ke atrium yang berdinding tipis. Pada waktu jantung kendur, darah mengalir melalui sebuah katup ke dalam ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi ventrikel yang kuat mendesak darah keluar melalui aorta ventralis yang bercabang-cabang menjadi 6 pasang lung aorta yang menjulur secara dorsal menuju insang melalui arteri eferen brankialis. Darah yang mengandung CO2 tersebut dilepaskan ke dalam air melalui kapiler dalam insang dan O2berdifusi dari air menuju insang. Darah dari insang yang mengandung O2, kemudian meninggalkan insang menuju aorta dorsalis. Aorta dorsalis membagi darah ini memenjadi cabang-cabang yang menuju ke seluruh bagian tubuh. Pada seluruh bagian tubuh ini O2 digunakan oleh sel, yang menghasilkan CO2. Darah kotor dari tubuh bagian depan kembali ke jantung melalui vena kardinalis anterior, sedangkan darah kotor dari tubuh bagian belakang masuk ke jantung melalui vena kardinalis posterior. Darah kotor dari hati kembali ke jantung melewati vena hepatika.
Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di belakang insang. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Diantara antrium dan ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar aliran darah tetap searah.
Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung.

A.  Sistem Sirkulasi (Peredaran Darah)

Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh.
Organ-organ : jantung, pembuluh nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena), dan kapiler-kapiler darah. Bahan yang diedarkan : darah (plasma darah dan butir-butir darah)




Melalui pembuluh darah
a.   Jantung
b.   Pembuluh darah
c.   Darah

1.      Jantung
Letak jantung terdapat pada fostorior lengung insang pad jantung ikan energi yang dapat disalurkan pada setiap kontraksi jantung.
a.       Energi Kinetik            : Yang menyebabkan darah mengalir
b.      Energi Potensial          : Energi yang tersimpan dalam pembuluh darah yang menimbulkan tekanan.

Yang mempengaruhi aliran darah:
1.      Viscositus / Kelatulan    : Semakin kental maka darah akan mengalir
2.      Hematosil                       : Jika hematosil meningkat maka viscositas meningkat
3.      Suhu                               : Jika suhu menurun maka viscositas menurun.
4.      Protein plasma                :  Jika Protein plasma meningkat maka koscositas  menurun
5.      Plasma Skining               : Jika Plasma Skining meningkat maka viscositas akan menurun

Kantong kerja jantung ada 2 mekanisme
1.      Mekanisme Achenergik
2.      Mekanisme Cholinergik

2.   Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri dari:
a.              Arteri :darah bersih yang kaya akan O2.Mempunyai 3 lapis dalam endoterium, subendoterium
b.              Vena : Pembuluh darah balik yang alirannya menuju jantung, mempunyai dinding yang tipis dan aliran yang besar strukturnya. Terdiri dari 3 lapis umumnya kaya akan saringan elastis dinding vena umumnya berkontraks aktif.
Jantung ikan :
-     Fungsi       : memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Beda jantung ikan  ada alat pacu jantung yg memungkinkanàdengan jantung hewan lain  jantung terus berdenyut walaupun otak sudah rusak
-     Bagian-bagian jantung :
•     Atrium – berdinding tipis
•     Ventrikal – berdinding tebal, sebagai pemompa darah
•     Bulbus arteriosusSebelum atrium, terdapat sinus venosus (SV) yang mengumpulkan darah berkadar CO2 tinggi, berasal dari organ-organ tertentu. Darah dari SV masuk ke dalam atrium melalui katup sinuautrial, dari atrium darah masuk ke dalam ventricle melalui katup atrioventricular. Dari ventrikel darah ditekan dengan daya pompa padanya, menuju ke arah aorta ventralis, menuju ke insang. Di insang terjadi pertukaran O2 dengan CO2 (pada sistem pernafasan) dan seterusnya darah dengan kandungan O2 tinggi diedarkan ke  setelahàdaerah kepala, ke bagian dorsal, ke ventral, dan ekor   kembali ke jantung dan seterusnya.

B.       Peredaran Darah Ikan

            Mempunyai sistem peredaran darah tunggal. Jantung terdiri atas dua ruang yaitu serambi dan bilik. Jantung berisi darah yang miskin oksigen. Darah yang berasal dari bilik jantung dipompa melalui aorta menuju insang.
Dalam insang karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat oleh darah. Setelah melewati insang, darah yang banyak mengandung oksigen dialirkan ke seluruh tubuh
C.       Alat-alat dalam pada ikan diantaranya adalah

-     Cor (jantung), berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh
-     Gelembung udara, berfungsi sebagai alat pernapasan saat berenang
-     Ventriculus, berfungsi sebagai alat menampung makanan sementara, atau tempatmencerna makanan secara kimiawi,

D.       Komponen-Komponen Darah Ikan

Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya.Hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari protoporfirin, globin dan besi yang bervalensi 2 (ferro). Satu gram hemoglobin dapat mengikat sekitar 1,34 ml oksigen. Kadar hemoglobin yang rendah dapat dijadikan sebagai petunjuk mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan mendapat infeksi. Sedangkan kadar tinggi menunjukkan bahwa ikan sedang berada dalam kondisi stress (Wells, 2005 dalam Kuswardani, 2006).
Hematokrit merupakan persentase volume eritrosit (sel darah merah) dalam darah ikan. Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah satu patokan untuk menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang dari 22% menunjukkan terjadinya anemia. Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan (Kuswardani, 2006).
Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan dengan pewarnaan Giemsa (Chinabut et al., 1991 dalam Mulyani, 2006). Pada ikan teleost, jumlah normal eritrosit adalah 1,05×106 – 3,0×106 sel/mm3 (Robert, 1978 dalam Mulyani, 2006). Seperti halnya pada hematokrit, kadar eritrosit yang rendah menunjukkan terjadinya anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan bahwa ikan dalam keadaan stress (Wedemeyer dan Yasutake, 1977 dalam Purwanto, 2006).
Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak berwarna, dan jumlahnya tiap mm3 darah ikan berkisar 20.000-150.000 butir, serta merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit) (Purwanto, 2006).
Limfosit memiliki peranan dalam respon imunitas dan monosit merupakan sel makrofag yang berperan penting dalam memfagosit mikroorganisme patogen. Sedangkan trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah dan berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan tubuh pada kerusakan-kerusakan di permukaan (Nabib dan Pasaribu, 1989 dalam Mulyani, 2006). Berbeda dengan ketiga sel di atas, netrofil sangat aktif dalam membunuh bakteri dan jumlahnya besar dalam nanah (Carboni, 1997 dalam Mulyani, 2006). Sel-sel tersebut bersirkulasi dalam darah dan cairan limfa.
















BAB III
SISTEM PERNAFASAN PADA IKAN

Ikan hidup berada di lingkungan perairan yang memiliki konsentrasi oksigen yang terlarut rendah yaitu sekitar 5 ml/L pada suhu 200C (Tenzer 1993:94). alat pernafasan yang cocok bagi ikan adalah insang yang sangat efisien untuk mengekstraksi oksigen yang terlarut dalam air. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Setiap insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis yang disebut dengan lamela. Insang ikan merupakan struktur yang mengandung banyak pembuluh darah terutama pada filamen yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.
Insang  dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Setiap insang terdiri daripada satu lengkung insang yang bertulang, sebaris sisir insang dan dua baris filamen insang yang lembut. Sisir insang mencegah sebarang objek keras daripada memasuki insang dan merosakkan filamen insang. Setiap filamen insang dibekalkan dengan banyak kapilari darah. Filamen insang memberikan satu ruang permukaan yang besar untuk pertukaran gas. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan 02berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
Sisi dalam lengkung terdapat rigi-rigi insang yang fungsinya sebagai penyaring air pernafasan. Lengkung insang dilekati setangkup filamen insang yang berbentuk seperti buku pada sisi lateralnya. Pada filamennya, lamela mengandung epitel pipih dan kapiler darah yang merupakan percabangan dari arteri brankhialis baik afferen maupun yang efferen yang arah aliran darahnya berlawanan dengan arah aliran air yang melintasi insang. Mekanisme pernafasan pada ikan melalui dua tahap yaitu tahap inspirasi dan ekspirasi. Fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang melalui mulut. Gerakan operkulum membantu memperbesar rongga mulut, pada ikan yang tidak memiliki operkulum cara memperbesar mulut adalah dengan menurunkan dan menaikkan dasar mulut. Kemudian 02 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh. Pada beberapa ikan yang hidup di tempat-tempat dengan sedikit air, ikan tersebut memiliki organ bantu pernafasan seperti gelembung renang yang bisa menggantikan insang sebagai organ pernafasan utama. Gelembung renang (pneumatosis) pada ikan adalah sebuah gelembung yang berselaput tipis dan terletak diantara rongga perut dan kolumna vertebralis.
Struktur ini terjadi dari penonjolan dinding dorsal faring. Gelembung renang memiliki saluran penghubung dengan esofagus yang disebut dengan fisostomi, sedangkan gelembung renang yang tidak dilengkapi dengan saluran penghubung disebut dengan fisoklisti. Gelembung renang berisi campuran gas oksigen, nitrogen dan karbondioksida yang masuk dan keluar melalui saluran penghubung dengan esofagus (duktus pneumatikus). Fungsi utama dari gelembung renang adalah sebagai alat untuk dapat naik turun di dalam air. Ikan Dipnoi memiliki paru-paru yang sebenarnya. Berbeda dengan gelembung renang, paru-paru tersebut merupakan penonjolan dinding ventral faring. Meskipun paru-paru ini masih primitif, namun menjadi pelengkap pernafasan ikan selain insang. Bahkan ikan Dipnoi dapat bertahan hidup di luar air dalam waktu yang panjang. Paru-paru yang dimiliki menjadi alat atau organ pernapasan yang utama. Struktur paru-paru Dipnoi masih sangat sederhana, dindingnya licin, berotot lurik dan mengandung anyaman pembuluh darah dan memiliki saluran penghubung dengan faring untuk keluar masuknya udara pernafasan.
A.            Syarat-Syarat Peredaran
Dengan mengukur jumlah oksigen yang dihembuskan dan yang dihirup ikan maka akan diketahui jumlah oksigen yang dikonsumsi ikan, ini diperlukan untuk menghitung peredaran O2. Jika seekor ikan menarik napas/menghisap udara jenuh air pada suhu 15ºC dan memindahkan 30% oksigen, ini berarti bahwa air yang dihirup/dihisap berisi sekitar 7 ml O2/liter dan menghembuskan air sekitar 35 liter dari insang. Ikan dapat mengubah proses ini hanya dengan mengubah tingkat konsumsi oksigennya atau proporsi oksigen yang dipindahkan dari pernapasan dalam air. Ikan dasar seperti ikan berbadan pipih, sebagai contoh, cenderung untuk memiliki jumlah konsumsi oksigen yang rendah dan memindahkan sampai 80% oksigen di dalam air. Mengkombinasikan kedua fitur ini menghasilkan suatu tingkat peredaran yang secara komparatif rendah.
 Kebanyakan ikan masuk ke suatu kategori pengatur oksigen atau menyesuaikan diri dengan oksigen, tergantung jumlah penyerapan O2. Pengatur-pengatur oksigen memelihara suatu tingkat konsumsi oksigen secara relatif konstan selama penurunan PO2, melalui kedua peningkatkan volume penyerapan dan sebagian O2 berlebihan yang diserap. Salmon mengatur tingkat konsumsi O2 dari satu lingkungan PO2 sekitar 5 mg O2 dan  lebih tinggi (Gambar 1). Oksigen conformers, sebaliknya sedikit mengubah volume penyerapan  tetapi membuat besar penyesuaian dalam tingkat konsumsi oksigen.  Sole dan Flounder mengemukakan tipikal pengkonsumsi oksigen conformers  sebagaimana layaknya ikan dasar lainnya.

B.             Darah dan Aliran Air dalam Insang
a.      Karakteristik dari Penukaran Sistem Countercurrent
Ketika oksigen mengalir dari air ke darah melalui difusi dan bukan transport aktif  atau konsumsi energi lain untuk oksigen dapat keluar. Ide utama dari penukaran sistem countercurrent dapat dilihat dalam Gambar 3, ketika sistem mengalir dalam bagian dari sistem memberikan petunjuk yang sama. Dalam sistem co-current difusi gradien pertama dan besar dan transport oksigen juga besar tatapi ketika aliran semakin kecil dan kecil lagi 2 fluida akan menjadi ekilibrium. Ini bukan berarti bahwa DO menjadi setengah ketika transfer dari aliran A ke aliran B. Sebaliknya petunjuk dari satu aliran sering kali menunjukan satu kondisi yang baru. Ketika perpindahan DO (B) menghasilkan oksigen yang sama dari A melalui membran, menunjukan kondisi dimana oksigen pada A lebih tinggi dan tinggi lagi. Sehingga tidak banyak ikan memiliki nilai pengeluaran 80 % menunjukan model hypothetical.
Aliran countercurrent merupakan satu-satunya subdevisi dari insang, lamela, dan bukan pada mata dari ikan besar. Lamela (Gambar 4) dari permukaan dorsal dan ventral dari tiap filamen insang. Lamela dari tiap filamen insang serta lamela yang berdekatan dengan filamen insang. Tiap bagian dari filamen insang  merupakan bagian dari gillbar dalam bentuk V jadi aliran air mulai dari V dan ke sekelilingnya. Beberapa ikan perenang cepat seperti tuna, sebagai contoh filamen insang berdekatan dan bergabung dengan filamen insang V untuk runtuh dan memlihara perubahan gas ketika kekentalan air tinggi.
b.      Metabolisme dalam darah dan Filamen Insang
Ketika osmoregulasi menjadi masalah pengeluaran gas pada lapisan permukaan, menjadi suatu kejutan bahwa banyak ikan dewasa melakukan pengeluaran pada lapisan permukaan melalui insang dan sangat membutuhkan oksigen. Rangsangan adrenalin dari darah ke aliran lamella. Ini sangat singkat dan dapat dijelaskan ketika ikan melakukan regulasi pernapasan dan osmoregulasi pertukaran dari insang sampai semua bagian tubuh mengalami perubahan ukuran terutama pertukaran pada lapisan permukaan.
Aliran elektrolit dalam darah dari pembuluh darah arteri biasanya melalui lamella menuju pembuluh kapiler pada sentral sinus atau menuju ke dorsal aorta melalui pembuluh darah arteri (Gambar 5). Regulasi menghasilkan adrenalin acetylcholine dan seterusnya tetapi point regulasi mengalami penurunan stren setelah itu. Central sinus berhubungan dengan vena bransial dan berakhir pada filamen insang bagian akhir.  Bransial vena melalui koronari arteri untuk suplay oksigen darah dari insang ke hati. Laurent dan Dunel (1976) juga melakukan penelitian tentang signifikasi variasi dari beberapa spesies ikan kira-kira 4 jenis ikan (Gambar 5).
c.       Ratio Peredaran  Kontrol Pernapasan
Ketetapan gas yang cukup dalam bermacam-macam kondisi-kondisi aktivitas dan oksigen lingkungan perlu melibatkan beberapa kordinat regulasi, volume dari air mengalirkan dari darah dan aliran melalui insang-insang, jika ada lebih banyak air yang dikirimkan kepada lamella insang dibanding yang diperlukan untuk memenuhi darah.  Ketika air dikirim ke lamella insang ketika diperlukan oleh darah. Sebagai contoh perbandingan peredaran darah.
Ada juga suatu kecenderungan dari hati yang singkron dengan peredaran percepatan maksimum sehingga aliran darah bersamaan dengan percepatan maksimum aliran air. Hal ini akan menghasilkan efisiensi gas yang kecil dibanding aliran maksimum dari darah dan air yang terjadi dalam satu perputaran. Mungkin ada suatu 1:1, 1:2 atau 1:3 perbandingan antara hati/jantung dan  ratio pernapasan karena detak jantung  terjadi selama tahap tertentu dari siklus pernapasan. Pada ikan air tawar antara hati dan siklus  peredaran menunjukan periode maksimal ketika terjadi pertukaran gas, dan terjadi pertukaran pada hypoxia.
Dalam banyak pengetahuan, ini merupakan suatu gap dari kontral pernapasan pada ikan, teristimewa ada sensor tertentu yang memberikan informasi kontrol pernapasan. Sebagai contoh ikan memberikan respons penurunan oksigen dalam air dan kenaikan CO2 pada mamalia. Sistem pernapasan utama medula dari ikan teleostei  menunjukan naik turunnya aktivitas pernapasan yang masuk melalui eksternal reseptor.  


C.            Permukaan Pernapasan Pada Insang dan Kulit
Permukaan dasar insang menunjukan kenaikan permukaan dan memberikan kenaikan pada ikan serta penurunan peredaran darah, terutama pada pengeluaran O2. dalam kehidupan nyata tentu saja tentu saja terjadi pada masalah osmoregulasi ketika terjadi kenaikan pada permukaan insang, kenaikan minum pada ikan. Ikan dasar dari Atlantik toadfish (Opsamus) memiliki permukaan insang sekitar 2 cm2/g dari berat badan.  Lain lagi nilainya sekitar 4 cm2/g pada ikan makarel (Scomber) saat melakukan aktivitas dan herring (Clupea) memiliki luas permukaan insang sampai 10 cm2/g. Tapi luas permukaan insang ini tergantung dari tingkat aktivitas dan rata-rata konsumsi okasigen. Pernapasan pada permukaan kulit  terjadi melalui ukuran kapiler darah dibawah lapisan kulit.
Pernapasan pada lapisan permukaan dan dibawah kulit memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan pada permukaan insang. Permukaan kapiler berukuran 0,5-1,5 cm2/g dengan daerah yang terwakili antara 10 % sampai 25 % dari total permukaan pernapasan. Angulia eal menggambarkan aliran darah pada kulit pada saat kenaikan dalam air ketika pernapasan sampai 60 % dari total oksigen yang masuk melalui kulit. Pernapasan melalui permukaan kulit memiliki range antara 31-38 u, ketika terjadi sesuatu pada insang dibandingkan kulit. Terkadang tidak adanya korelasi antara spesies dengan derajat pembuluh darah pada kulit dan lingkungan dimana ikan berkulit tebal.  
D.            Pengaruh Sistem Pernapasan Terhadap Perubahan Dari Luar
a.      Peningkatan Aktivitas
Seringkali ikan tidak melakukan aktivitas gerakan jantung, peredaran dan pergerakan tubuh yang tidak pernah berhenti, dan masih banyak lagi peningkatan aktivitas pada tingkat yang luar biasa. Kenaikan aktivitas berarti kenaikan permintaan oksigen, yang memberikan pengaruh untuk pernapasan dan sistem sirkulasi pada saat kenaikan oksigen.
Mekanisme permintaan kenaikan oksigen bersifat umum. Pengeluaran cardiak dan peredaran meningkat. Ketika aktivitas meningkat mempengaruhi pergerakan.  Kebanyakan ikan seperti salmon berhenti melakukan pepompaan pernapasan secara normal  dan berusaha untuk melakukan pengeluaran udara dengan mulut yang terbuka. Pengeluaran udara kemungkinan tidak bebas sebab ketika mulut terbuka kenaikan tekanan dan kecepatan renang mengakibatkan mulut tertutup kembali. Kebanyakan ikan (Tuna dan Manheden) ketika kecepatan renang konstan seringkali dilakukan pepompaan udara masuk melalui mulut. Mekanisme perubahan kenaikan permukaan pada insang antara air dan darah dan perubahan rata-rata reaksi kimia untuk penukaran oksigen dan karbondioksida.    
b.      Perubahan Hypoxia
Perubahan penurunan P-O2 di lingkungan tidak identik dengan kenaikan aktivitas. Penurunan gerakan jantung karena kenaikan volume stroke, perubahan pada pengeluaran cardiak menyangkut tingkatan hidup pada trout. Volume peredaran meningkat sampai minimal sampai pada  P-O2, dan kemudian oksigen mengalami penurunan karena mekanisme. Transfer kenaikan faktor pada bagian ini karena vena P-O2 menurun. Aktivitas mengalami kenaikan ketika ikan mencari area hypoxic untuk dapat hidup. Aktivitas, pergerakan dan gerakan jantung pada salmon selalu menurun hingga lemah saat P-O2 berada pada tingkatan eqilibrium (turun dan naik kembali).   
c.       Perubahan Kenaikan Suhu
Kenaikan suhu membawa dua efek. Ketika terjadi kenaikan, ikan melakukan metabolisme dan terjadi penurunan oksigen. Ikan mengalami kenaikan suhu yang tiba-tiba pada tekanan antara dua masalah. Kenaikan penambahan oksigen dan penurunan avibilitas oksigen. Breet (1964) membuat data maksimum kecepatan renang ketika suhu sampai 150C dan penurunan avibilitas oksigen sampai 150C. Hal ini dapat dilihat dalam diskusi bioenergetik pada BAB V.
d.      Keterlibatan Regulasi pH Dalam Pernapasan
Pada mamalia kontrol pH dalam darah dan tingkat CO2 mengalami perubahan dalam pergerakan tetapi ini tidak terjadi pada ikan. Ada dua alasan kenapa demikian. Pertama, semua lingkungan laut darah ikan mengandung banyak CO2 jadi sistem regulasi berpangkal dari CO2 serta memberikan respons yang kecil terhadap perubahan P-CO2 atau hanya memberikan respons ketika perubahan besar dalam P-CO2, semua memberikan pilihan dalam satisfaktori partikular.
Bagian yang mengalami regulasi pH pada ikan saat pernapasan adalah ion bikarbonat (HCO3-) dibandingkan CO2. Kedua hubungan ini ditunjukan dalam persamaan berikut :
CO2 + H2O -------- H2CO3 ------ H+ + HCO3 ------ 2H+ + CO3 --
Ini berarti karbondioksida dalam air memproduksi asam karbonik (H2CO3) ketika ion memproduksi hidrogen dan ion bikarbonat. Ion bikarbonat predominan dalam plasma atau dalam air laut dan sedikit karbonat (CO3--). Reaksi ini secara normal sangat lambat, tetapi cepat ketika kenaikan enzim karbonik anhidrase dalam epitelium insang dan sel darah merah.
Ikan mengatur sistem CO2/HCO3-/Cl-. Pada saat kenaikan P-CO2 dalam arteri dari kenaikan aktivitas muskular contohnya, ketika kenaikan rata-rata pergerakan dan kenaikan ekstrasi CO2. dalam arteri P-CO2 merupakan hasil kenaikan lingkungan P-CO2, ketika pH darah sedikit mengalami penurunan karena arteri P-CO2 berubah tetapi pH merupakan koreksi dari elevasi plasma HCO3-. Juga darah datang dan sangat alkalin ketika suhu menurun, sebab sedikit perubahan dalam pH di air dan suhu, dan kenaikan alkalin adalah kenaikan HCO3- pada saat P-CO2 konstan.
E.             Organ Lain Yang Berhubungan Dengan Pernapasan
a.      Pseudobranch
Pseudobranch terdapat pada insang seperti struktur (kadang-kadang berada pada membran atau bahkan penampilannya seperti kelenjar). Kebanyakan pada famili teleostei khususnya spesies air laut dan tawar, ini berarti kebanyakan spesies memiliki perbedaan pseudobranch. Kadang kala banyak pendapat menyetujui perubahan nama, seringkali pseudobranch dan bukan insang.
Satu alasan untuk mengatakan bahwa pseudobranch bukan insang adalah ketika suplay darah dari pseudobranch dimulai dari insang. Arteri dari branch ke insang utama melalui bagian depan dan belakang samping operculum sampai ke pseudobranch dan kemudian dari vena masuk ke bagian kepala.
Darah yang tinggal dalam pseudobranch mengandung carbonik anhydrase ketika darah pseudobranch mungkin meliputi regulasi pH melalui perubahan ion. Dilain sisi pseudobranch elasmobranchi tidak mengandung karbonik anhyrase dan tidak terdapat kelenjer choroid.
b.       Kelenjar Choroid
Kelenjar choroid adalah struktur yang berbentuk seperti sepatu kuda mengelilingi urat syaraf mata bagian belakang (Medial)  pada permukaan bola mata. Kebanyakan ikan yang mempunyai kelenjar choroid juga mempunyai pseudobranch. Beberapa ikan tidak mempunyai kelenjar choroid dan hanya memiliki pseudobranch. Hagfish, lamprey, shark dan rays dan banyak ikan primitif lainnya seperti gars, coeleocanth dan sturgeons dan ikan yang menghasilkan telur semua kekurangan kelenjar choroid dan memerlukan sedikit bantuan untuk fungsinya. Kecenderungan kelenjar choroid hanya dimiliki oleh ikan air laut dibandingkan dengan ikan air tawar, serupa dengan pseudobranch.
Ada beberapa fungsi kelenjar choroid. Berdasarkan ukuran P-O2 dalam cairan di depan retina dengan tinggi 400 mm Hg (tekanan atsmosfir P-O2sampai 150 mm Hg). Ketinggian pengukuran P-O2 bisa dihasilkan oleh sistem lawan arus seperti ditemukan dalam kelenjar choroid, tetapi peneliti lain membuat pengukuran P-O2 bersifat skeptis lebih tinggi dari yang dibutuhkan oleh tingkat P-O2 (meskipun retina mempunyai tingkat konsumsu oksigen lebih tinggi). Wittenberg dan Headrich (1974) menyimpulkan bahwa choroid bekerja dalam kombinasi pertukaran HCO3- dan Cl- (yang didapat dari asam arang) di pseudobranch, berarti produksi volume semakin besar (bukan tegangan sebagian) dari oksigen di retina tanpa kenaikan P-CO2 dalam waktu yang sama.
















DAFTAR PUSTAKA

http://sistem-pernapasan-pada-pisces.html
http://sistem-pernapasan-pada-ikan.html
http://sistem-peredaran-darah-pada-ikan.html
http://Sistem Peredaran Darah pada Ikan Biologi Kelas-2011.html
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Ramdan, Asep. 2011. Osmoregulasi.
Suripto. 2006. Fisiologi Hewan. Bandung:  ITB.



1 komentar: