Tugas :
Proposal Budidaya Ikan Gurami
(penelitian mengenai analisa tingkat
pertumbuhan ikan)
Disusun Oleh :
MUH. Abdurrahmanto.MS 10594 00439 10
Jurusan BDP
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
2013
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat tuhan yang
maha kuasa karena hanya dengan pertolongannya penulis dapat menyelesaikan
tulisan ini dengan baik. Pertumbuhan ikan merupakan salahsatu parameter untuk
menjawab pertanyaan masyarakat tentang produksi ikan gurami (Osphronemus
gouramy sp) yang dinilai memiliki nilau gizi yang cukup tinggi.
Disamping itu untuk mendukung tingkat pertumbuhan ikan maka perlu adanya
pengawasan yang lebih ekstra tentang kontribusi pakan, konstruksi kolam, supair
dari sumber. Dengan melihat pada hal-hal inulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai analisa tingkat pertumbuhan ikan gurami (Oshpronemus
gouramy sp)
|
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
I
Potensi Padang Lamun ........................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2
Rumusan masalah...................................................................................
1
II Potensi Ekosistem Padang Lamun..................................................................... 3
2.1
Ekosistem
Padang Lamun.......................................................................... 3
2.2
Ekologis Padang Lamun Dan Fungsinya................................................... 4
2.3
Pemanfaatan Lamun Bagi Masyarakat....................................................... 4
III. Masalah Ekosistem Padang Lamun ................................................................ 7
3.1
Masalah padang lamun............................................................................... 7
3.2
Gangguan Alam......................................................................................... 8
3.3
Gangguan Dari Aktifitas Manusia............................................................. 9
VI.
Model Pengelolahan Ekosistem Padang Lamun........................................ 12
4.1
Pedoman Pengelolahan Padang Lamun.................................................... 12
4.2
Pengelolahan Berwawasan Lingkungan.................................................... 13
4.3
Pengelolahan Berbasis Masyarakat............................................................ 14
4.4 Pendekatan
Kebijakan............................................................................... 16
V.
Penutup................................................................................................................ 18
5.1
Pengelolahan Berbasis Masyarakat............................................................ 18
5.2 Pendekatan
Kebijakan............................................................................... 18
|
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 19
|
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan gurami (Osphronemus
gouramy sp) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah Menyebar
ke seluruh perairan Asia Tenggara dan Cina. Masyarakat Indonesia sudah lama
mengenal gurami, rasa dagingnya yang gurih dan lezat sangat digemari
masyarakat. Gurami termasuk salah satu dari 12 komoditas untuk pemenuhan gizi
masyarakat. Selain yaitu pertumbuhannya yang lambat bila dibandingkan dengan
ikan budidaya lainnya, seperti ikan mas. Salah satu cara untuk memecahkan
masalah tersebut adalah dengan Ikan gurami(Osphronemus gouramy sp) merupakan
ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar itu, ikan ian untuk
meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat, yang banyak dikembangkan oleh
para petani hal ini dikarenakan permintaan pasar yang cukup tinggi dan
pemeliharaannya yang relatif mudah. Namun salah satu jenis ikan yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi ini memiliki hambatan pertumbuhan tetapi dapat diatasi
dengan pemberian pakan berkualitas dalam jumlah yang cukup. Ricky, (2008)
Pada umumnya, ikan mengalami
pertumbuhan secara terus-menerus sepanjang hidupnya. Hal ini yang menyebapkan
pertumbuhan merupakan salahsatu aspek yang dipelajari dalam dunia perikanan,
dikarenakan petumbuhan yang menjadi indikator bagi kesehatan individu dan
populasi yang baik bagi ikan. Dalam istilah sederhana pertumbuhan dirumuskan
sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu.apabila ditinjau
lebih lanjut maka sebenarnya pertumbuhan itu merupakan suatu proses biologi
dimana banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya faktor dari dalam tubuh
ikan maupun faktor dari luar. Reinthal, (2005)
Lovell (1980) dalam Mokoginto, (2009)
menyatakan bahwa kebutuhan energi untuk hidup pokok dipenuhi terlebih dahulu
sebelum energi pakan dapat disediakan ntuk pertumbuhan. Jika kandungan energi
pakan rendah
|
maka sebagian besar protein pakan akan di katabolisme
untuk memenuhi kebutuhan energi ikan. Sebaliknya jika energi pakan terlalu
tinggi, maka ikan akan makan sejumlah kecil pakan tersebut. Hal ini akan
membatasi banyaknya protein pakan yang dimakan, sehingga akan membatasi
pertumbuhan ikan.
Upaya peningkatan produksi gurami (Osphronemus
gourami sp) dapat dilakukan melalui perbaikan kualitas pakan dan
genetik. Perbaikan kualitas pakan dilakukan melalui perbaikan formulasi pakan
sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan ikan yang optimal. Keberadaan
strain-strain gurami juga sangat pentingdalam upaya perbaikan dan potensi
genetic gurami untuk mengatasi pertumbuhannya yang angat lambat. Pada tahap
awal, upaya yang dapat dilakukan adalah mengetahui potensi pertumbuhan
strain-strain pertumbuhan gurami yang ada. Pengujian formulasi pakan yang
dikombinasikan dengan strain-strain gurami perlu dilakukan untuk mengetahui
respon pertumbuhan ikan gurami. Sjamsudin, (2008)
Probiotik dalam budidaya perikanan
berperan antara lain untuk mengatur kondisi mikrobiologi dalam air atau
sedimenmemperbaiki kualitas air media pemeliharaan ikan sehingga dapat
meningkatkan “survival rate” dan pertumbuhan ikan. Probiotik
sendiri adalah makanan tambahan (suplemen) berupa sel-sel mikroba hidup yang
memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang mengkonsumsinya melalui
penyeimbangan flora mikkroba intestinalnya. Fuller, (1987). dalam Rietje,
(2008.)
Penggunaan probiotik dapat
dikategorikan sebagai bentuk pengendalian biologis (biological control) karena
perannya dalam membatasi atau membunuh hama dan penyakit. Dalam aquakultur, sebagai
pengendalian biologis melalui makanan, probiotik juga berperan dalam
peningkatan kualitas air media pemeliharaan ikan. Probiotik ini telah berhasil
digunakan dalam kolam-kolam pemeliharaan ikan untuk perbaikan kualitas air dan
menekan vibrio luminesens (Moriarty, 1998 dalam Febriani,
2008). Penelitian penggunaan probiotik dalam akuakultur difokuskan pada hewan
akuatik pada stadium larva, juvenile, dewasa serta pakan hidup.
|
Doillet dan Langdon (1994) dalam Widanarni, dkk. (2008),
menyatakan bahwa bakteri memiliki peran penting dalam keberhasilan produksi
benih, termasuk benih ikan gurami. Berbagai usaha pengelolaan air telah
dilakukan untuk mengatur populasi ikan dalam pemeliharaan seperti penggunaan
filter pada kolam, penggantian air secara berkala, resirkulasi, penggunaan
desinfektan dan anti biotik.
Dewasa ini probiotik sudah banyak
diaplikasikan dalam kegiatan pembenihan maupun pembesaran ikan dalam media
untuk memperbaiki kualitas air sehingga dapat memberikan kondisi lingkungan
media yang optimal bagi pertumbuhan ikan. Pada pembenihan ikan gurami,
pengendalian telur dan larva dengan probiotik dapat memberikan manfaat dimana
probion dapat mendominasi lingkungan air dan dapat mngkoloni permukaan telur.
Jika probion mampu berkompetisi alam pelekatan permukaan telur maka akan
menghalangi pertumbuhan en. Larva yang baru menetas dapat mampu bertahan dan
tingkat kelangsungan hidup tinggi karena peningkatan kemampuan imunnya.
Selanjutnya pada tahap perkembangan larva sampai menjadi benih peran probiotik masih
berpengaruh baik terhadap benih maupun kondisi kualitas air media pemeliharaan.
Rietje, (2008.)
Parameter lingkungan yang dapat
dijadikan kontrol adanya polusi yang mampu menghambat pertumbuhan ikan adalah
oksigen terlarut, konsentrasi amonia, pH dan suhu perairan. Selain itu, bahan
toksik, padatan tersuspensi dan jasad renik merupakan kelompok pencemar suatu
perairan (Connell dan Miller, 1995 dalam Sari, 2007) yang dapat mempengaruhi
kehidupan biota perairan.
1.2
Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui secara pasti tingkat pertumbuhan ikan gurami, sedangkan
manfaat dari tulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi buat para
pembudidaya ikan
1.3. Rumusan
Masalah
Pertumbuhan
ikan dapat terjadi jika ada materi untuk membangun suatu struktur atau organ
fisiologinya. Protein, karbohidrat, dan lemak diperlukan oleh tubuh ikan
sebagai materi dan energi untuk pertumbuhan yang diperoleh dari pakan yang di
konsumsi. Selain itu faktor suplai air dan kondisi geografis dan keadaan kolam
juga ikut mempengaruhi tingkat pertumbuhan ikan oleh karena itu perlu adanya
penelitian mengenai analisa tingkat pertumbuhan ikan.
II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Klasifikasi kan gurami (Osphronemus gorami Sp)
Adapun klasifikasi ikan gorami menurut Hattu (2009) pada
Teknologi Tepat Guna adalah sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub kelas :
Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus
gurami
2.2. Sejarah
ikan gurami (Osphronemus gourami Sp)
Gurami merupakan jenis konsumsi ikan
air tawar, pipih lebar, bagian punggung berwarna kecoklatan, bagian perut
berwarna kekuning-kunikan, ikan gurami merupakan keluarga anabantidae. Ikan
gourami berasal dari (jawa barat), jawa timur, Indonesia mengekspornya ke
Malaysia, Thailand, dan Australia. Pertumbuhan ikan gourami agak lambat
dibandingkan ikan air tawar lainnya tergantung pada perbedaan dalam menyebut
ikan gorami tergantung dari daerah masing-masing seperti orang Jawa menyebutnya
gurameh, orang Sumatera menyebutnya ikan kalau, kala, kalui di Inggris
menyebutnya “giant gouramy”. Warintek, (2009)
Sedangkan menurut Cahyono (1989) ikan
gurami merupakan salah satu ikan asli perairan kita bahkan lebih lanjut ia
mengatakan bahwa ikan gurami (osphronemus gourami sp)merupakan ikan
asli dari Kepulauan Sunda Besar.
|
2.3. Pakan
Gurami memakan segala macam
zooplankton, fitoplanktoon, serangga, dan daun tumbuhan. Ade (2009), lebih
lanjut ia mengatakan makin tingginya harga pakan ikan produk pabrik
sejalan dengan naiknya harga BBM, membuat pembudidaya ikan menggunakan pakan
alternatif. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi akibat kenaikan
harga tersebut.
Hal ini bila tidak disikapi, maka beban
yang ditanggung pembudidaya akan sangat besar, bahkan bisa jadi mengancam
keberadaan usaha di sektor ini. Dalam kondisi ini maka kita harus bisa
memanfaatkan pakan alami untuk menggantikan pakan buatan pabrik (pelet) yang
harganya mahal. Ade, (2009) dalam Bambang, (2009)
Pakan sebagai sumber nutrisi maupun
energi merupakan bahan yang sangt menentukan dalam pencapaian kemampuan hidup
(fitness) suatu organisme. Ketersediaan sumber pakan disuatu lingkungan sangat
beragam, baik secra kuantitas maupun kualitas. Keragaman sumber pakan, baik
yang berasal dari hewani maupun nabati, dapat trjadi karena adanya perubahan
lingkungan. Mengingat banyaknya keragaman tersebut, organisme seringkali
dihadapkan pada suatu pilihan untuk mengkonsumsi sumber pakan tertentu yang buakn
merupakan makanan utamanya. Dalam menghadapi perubahan kondisi lingkungan
demikian, diperlukan kemampuan adaptasi fisiologis secara optimal untuk
mempertahankan atau mencapai kemampuan hidup. Petrus, (1999)
|
Menurut Cahyono(2008) mengatakan bahwa gourami adalah
makhluk vegetarian, yang hanya mau menyantap makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan sehingga ia menyebutnya hewan herbivora. Makanan yang sering
dimakan oleh ikan gourami baik remaja maupun induk adalah daun keladi(Colocasia
estulata hot), daun ketela (Manihot utilissima bohl), daun
pepaya (Carica papaya linn), daun ketimun(Cucumis sativus), daun
kangkung (Ipomoa reptans poin), daun ubi jalar (Ipomoa
reptans poin), daun labu (Curcubita moschata duch en
poir).
2.4. Habitat
Atau Tempat Hidup Ikan Gurami (Osphronemus goramy)
Habitat asli ikan gourami di perairan
tawar yang tergenang seperti rawa dan danau. Tetapi ada juga jenis gourami yang
hidupnya di perairan payau maupun dan tidak dapat di tinggali oleh ikan tawes
maupu ikan mas. Ikan gurami dapat bertelur dan berkembang biak di air yang
keruh sekalipun, namun sebenarnya gorami lebih menyukai perairan yang jernih
dan tenang. Ikan ini tidak dapat hidup pada perairan yang ditumbuhi tanaman air
seperti eceng gondok karena gorami harus mengambil langsung oksigen dari udara
bebas karena organ penyimpan udara (labirint) tidak berfungsi jika gurami tidak
muncul dari permukaan air. Pada kolam yang ditutupi tanamaair yang mengapung,
gurami akan lebih sering bergerak naik turun untuk mengambil udara daripada
bergerak horizontal.
Menurut Cahyono (1989) ikan gurami di
alam aslinya merupakan jenis ikan yang mendiami daerah yang tenang dan
tergenang. Ikan gurami (Osphronemus gourami sp) tidak menyukai
daerah yang seluruh permukaan air kolam tertutup oleh tanaman air yang
mengapung seperti eceng gondok. Hal ini erat kaitannya dengan alat pernapasan
tambahan yang memungkinkannya mampu menghirup oksigen dari udara bebas.
Ikan gurami akan tumbuh baik pada
lingkungan dengan suhu air sekitar 24oc-280c. Bila
berdasarkan ketinggian tempat ikan ini menyukai daerah pantai hingga tanah
dengan ketinggian hingga 800 meter dari permukaan laut. Sari, (2009)
2.5. Kebiasaan Makan Ikan Gurami (Osphronemus goramy)
Gurami menyukai makanan yang spesifik
pada setiap tahapan pertumbuhannya. Cahyono, 2008 membagi tahapan ini
berdasarkan umur ikan, antara lain:
1) 10 hari -14
hari
|
Jika ikan sudah mengempis kantong telurnya, posisi
badannya seperti merangkak dengan perut dibawah dengan dan berenang kian kemari
mencari umpan lezat maka telah tiba saatnya untuk memberi pakan. Untuk
kebutuhan protein, bisa diberikan sejenis udang renik yang masih sederhana
namanya “Moina”. Tapi petani ikan biasa menyebutnya dengan sebutan “Kutu
Air” lantaran bentuknya yang kecil, transparan dengan kaki-kaki pengait persis
kutu kepala. Atau ada yang biasa menggunakan kuning telur. Menurut Tutur
tinutur telur ayam atau bebek diambil kemudian di rebus (hanya kuning telur).
Letakkan potongan kuning telur didalam kain dan diperas kain beserta telur di
dalamnya sehingga sebagian telur keluar di sela jalinan kain. Gantung pakan ini
dekat anak ikan. Gantilah pakan ini beberapa hari kemudian supaya tidak
membusuk.
2) 15 hari -3
bulan
Pada tahap ini biasa di berikan kotoran
ayam yang baunya tidak menyengat ditebarkan ke dalam kolam sehingga mengundang
air dan nyamuk kebun. Cacing sutra a umumnya biasa diambil I selokan-selokan
sawah yang ukurannya kecil-kecil
3) Diatas 3 Bulan
Pada tahap ini biasanya mulai
disesuaikan dengan ukuran mulut daripada ikan. Makanan yang biasanya makan oleh
para petanipun berfariasi antara lain: ulat, rayap, sayuran berdaun lembut,
keladi, daun papaya, kecambah kacang kedelai (tauge), rebusan jagung muda,
dedak, daun murbey, nasi, jajan pasar, postal(kotoran unggas yang kering)
serangga seperti: jangkrik dan belalang, serta tumbuhan hijau yang terdapat
disekitar pinggiran kolam. Cahyono (2008)
2.6. Oksigen Terlarut Dan Kesuburan Perairan
|
Kadar oksigen terlaru dalam air sangat penting bagi
kelangsungan hidup semua organisme. Oksigen tergantung dari jenis ikan, umur
dan aktifitasnya. Ikan gurami mempunyai labirin yang dapat mengambil oksigen
langsung dari udara sehingga kadar oksigen dalam air tidak terlalu mempengaruhi
gurami. Meskipun demikian, air kolambudidaya ikan gurami minimum mengandung
oksigen terlarut 4-6 mg/liter. Kesuburan air kolam dapat mendukung pertumbuhan
ikan gurami. Air kolam yang mengandung cukup mineral dan zat-zat hara dapat
membantu ketersediaan pakan alami dalam air yang membantu pertumbuhan hidup
benih pada awal budidaya. Keberadaan fitoplankton dala kolam sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan kadar oksigen air kolam, sedangkan jumlah fitoplankton dapat
ditingkatkan melalui pemupukan dengan pupuk kandang maupun pupuk kimia.
Handayani, 2001
|
III METODOLOGI
PENELITIAN
3.1. Waktu dan
Tempat
Penelitian ini direncanakan berlangsung
selama 2 bulan yakni Bulan Maret, April di Desa Noekele Kecamatan Kupang
Timur
3.2. Alat dan
Bahan
NO
|
NAMA ALAT
|
KEGUNAAN
|
1
|
Thermometer
|
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu
|
2
|
Salinometer
|
Alat yang digunakan untuk mengukur salinitas
|
3
|
Hapa
|
Kotak dari jaring yang digunakan untuk menampung anak
ikan (nener)
|
4
|
Alat tulis dan Buku
|
Untuk mengambil data
|
5
|
Kamera
|
Untuk melakukan dokumentasi
|
6
|
Pacul dan Linggis
|
Untuk menggemburkan tanah
|
7
|
Meter
|
Untuk mengukur panjang ikan
|
8
|
Timbangan Analitik
|
Untuk mengukur berat ikan
|
9
|
Timbangan (Dacing)
|
Untuk mengukur berat pakan
|
NO
|
BAHAN
|
KEGUNAAN
|
1
|
Ikan Gurami
|
Obyek penelitian
|
2
|
Pupuk TSP,UREA
|
Untuk menyuburkan substrat kolam
|
3
|
Kapur
|
Untuk menetralkan zat amoniak di dalam tanah
|
4
|
Pelet
|
Makanan ikan gurami
|
5
|
Pakan Alami
|
Sebagai pakan tambahan ikan
|
|
3.3. Prosedur
Kerja
1) Persiapan kolam yang terdiri dari: pengeringan
kolam, pembersihan kolam, pengapuran, masukan air, pemupukan,pengontrolan air
dilakukan selama satu minggu untuk proses penumbuhan pakan alami.
2) Ikan didatangkan dari BBI Noekele untuk
dibudidayakan dengan lama waktu transportasi 4 jam
3) Ikan disortir, kemudian lakukan pengukuran,
panjang dan berat.
4) Ikan dimasukan dalam kolam yang sudah berisi air
dengan ketinggian dari dasar kolam 19cm – 100cm
5) Pemberian pakan secara rutin pagi (jam 08.00),
siang (jam 12.00), sore (16.00)
3.4. Analisa
Data
Analisa data yang dilakukan terhadap
laju pertumbuhan harian(10 hari) ikan gurami (Osphronemus goramy) adalah
dengan menggunakan rumus (Huisman, 1976 yang terdapat dalam Mokoginta, 1995)
adalah:
Wt = W0(1+0,01α)t dimana
Wt = bobot akhir ikan
Wo = bobot awal ikan
T = waktu pemeliharaan (hari)
α = laju pertumbuhan harian (per 10 hari)
Sedangkan untuk menghitung efisiensi
pakan, maka dilakukan penimbangan pakan yang diberikan, dan kematian ikan
selama penelitian ditimbang dan dihitung menurut handayani, (2001). Efisiensi
pakan dihitung dengan menggunakan rumus:
E = {[(Wt + D)- Wo]/F} ×100
Keterangan rumus:
E=efisiensi pakan (%)
Wt= bobot ikan pada waktu t (g)
|
Wo= bobot ikan pada waktu awal (g)
D= jumlah ikan yang mati selama pnelitian (ekor)
F= bobot pakan yang di berikan (g)
|
DAFTAR PUSTAKA
B, Ricky. Usaha Pemeliharaan Gurami (Osphronemus
gouramy sp). Penebar Swadaya, Jakarta: 2008.
Bambang, S, Penggunaan Pakan Alami Untuk
Percepatan Pertumbuhan Ikan Gurami(Osphronemus gouramy sp). Sastra Hudaya
Jakarta: 2009.
Duto, Sri, Cahyono. Pakan Ikan Gurami (Osphronemus
gourami sp). Sumur Bandung: 1981
Febriani, Dian. Dan M.J.Rietje. Peranan
Probiotik Dalam Meningkatkan Hasil Pembenihan Ikan
Gurami(Osphronemus gouramy sp). Skripsi Fakultas Perikanan Politeknik Negri
Lampung: 2008.
M. A. Suprayudi dan Setyawati, M. Kebutuhan Optimum
Protein Dan Energi Pakan Benih Ikan Gurami (Osphronemus gouramy sp).
Penerbit Kanisius Yogyakarta: 1995.
Reinthal, P&J. Stegen. 2005. Ichtyology.
phttp://eebweb. arizona. edu/couses/ eco1482-582/ lecture-1-2005-6.pdf
Sari Gendro Sasi. Budidaya Pertanian Dan
Peternakan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy sp). Sastra Hudaya Jakarta:
2008.
Sari gendro sasi. Kualitas Air Sungai Maron
Dengan Perlakuan Keramba Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.
Skripsi Program Study Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung Mangkurat
Kalimantan Selatan: 2007
Sjamsudin, A, R. Kajian Pertumbuhan Beberapa Jenis
Gurami Dengan Penggunaan Pakan Yang Berbeda. Balai Pengkajian Tknologi
Pertanian Jawa Tengah: 2008.
S, T, H, Petrus. Fariasi Fisiologi Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy sp) Dalam Menghadapi Ketersediaan Sumber Pakan.
S3 Dissertations Mathematic And Natural Sciense. ITB Central Library
Bandung.1999.
|
Susanto, Heru. Budidaya Ikan Gurame (Jilid
I). Yogyakarta: 1987.
|
Warintek. Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy sp). Teknologi Tepat Guna Mentri Negara Riset dan Teknologi. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia Jakarta: 2002.